Sabtu, 21 Mei 2011

AFGAN


Lewat lagu Terimakasih Cinta, nama Afgansyah Reza melejit di blantika musik Indonesia. Meski sebelumnya tak pernah bercita-cita jadi penyanyi, pria kelahiran 27 Mei 1989 ini mengaku bahagia bisa menjadi the rising star. Ikuti kisah hidupnya mulai edisi ini.

Nama lengkapku Afgansyah Reza. Seperti remaja Indonesia pada umumnya, aku lahir di tengah keluarga yang sederhana. Rumah kedua orangtuaku biasa saja, begitu pula mobil mereka. "Yang penting bisa jalan," begitu kata Papaku, Loyd Yahya.
Papa memang tipe orang yang tak ngoyo dalam menjalani hidup. Itu pula yang dinasihatkannya padaku dan ketiga saudaraku. Yakni tidak hidup berlebihan. Dengan kata lain kami diminta prihatin dengan keadaan sekitar dan jadi anak yang rendah hati.
Memang, Papa termasuk orang yang unik. Sifatnya sangat sabar dan tak banyak omong. Kalau ada masalah dalam keluarga, Papa selalu menanggapi santai. "Sudahlah, semua pasti ada hikmahnya," begitu selalu komentarnya.
Papa orangnya sangat lempeng. Bertolak belakang dengan karakter Mamaku, Lola Purnama, yang menggebu-gebu dan over protective pada anak-anaknya. Satu contoh, Mama selalu blingsatan jika jam 10 malam aku belum juga nongol di rumah. Padahal, sebelumnya aku sudah pamit, mau nongkrong dengan teman-teman.
Kalau sudah begitu, yang ada Mama bakal nelponin aku sepanjang hari. Jujur ya, terkadang sikapnya itu bagiku terasa sangat mengganggu. Aku kan, bukan anak kecil lagi. Usiaku sudah 19 tahun, lho!
Tradisi Aneh
Meski Mama suka berlebihan, sesungguhnya aku amat bersyukur punya orangtua yang pendidikannya tinggi. Selain pola pikir liberal, mereka juga mengenalkan kehidupan yang demokratis pada kami. Dengan begitu kami bisa bebas melakukan apa yang kami inginkan, tentunya di jalur positif dan dalam pantauan mereka.
Tapi ada lho, satu ajaran mereka yang tak boleh kami bantah, yakni soal makanan. Papa selalu mengatur apa yang boleh dan tak boleh kami konsumsi. Aturan ini makin ketat saat Papa diketahui menderita kolesterol tinggi. Jika Papa dan Mama cerewet tentang hal satu ini, harap maklum. Mereka kan, dokter.
Papa adalah dokter ahli anestesi, sedang Mama adalah dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Internasional Bintaro. Jika saat kecil aku dan adik-adik harus hidup sederhana, kini tidak lagi. Berkat kesabaran serta ketekunan Papa dan Mama bekerja, kami bisa hidup dengan lebih layak.
Dengan kakak dan adik-adik, aku sangat dekat. Terutama dengan kakak yang usianya 4 tahun di atasku. Semua yang tak bisa kubicarakan dengan orangtua, teman, atau kedua adik, bisa kubicarakan dengannya. Kami sudah seperti sahabat.
Jarak usiaku dengan saudara-saudaraku memang lumayan jauh. Dengan adik perempuan yang di bawahku, selisih 2 tahun. Sementara dengan adik laki-laki yang bungsu, terpaut 15 tahun.
Ada satu tradisi unik yang selalu dilakukan keluargaku saat adik bungsuku belum lahir, yakni merayakan ulang tahun di hotel. Bukan seperti orang-orang lain, yang pakai pesta lengkap dengan tamu dan acara tiup lilinnya, lho. Melainkan hanya menginap 2 hari, menghabiskan waktu bersama-sama di dalam kamar hotel.
Jadilah dalam setahun kami bisa menginap di 5 hotel berbeda, di seputaran Jakarta. Awal Maret, saat Mama ulang tahun, kami nginap di Hotel A. Setelah itu, pertengahan Maret, di hari ulang tahun Papa, kami nginap di Hotel B. Dan di ulang tahunku, 27 Mei, kami nginap di Hotel C. Begitu seterusnya hingga semua dapat giliran.
Kalau dipikir-pikir, tradisi ini agak aneh. Bukankah lebih baik ngumpul di rumah saja, lebih praktis dan ekonomis. Lucunya, tiap aku tanya Mama atau Papa tentang ihwal tradisi ini, mereka pasti jawab, "Kan, dulu kalian yang minta seperti itu."
Saat ini, tradisi itu tak lagi kami lakukan. Meski merasa aneh, aku tak menyesalinya. Mungkin kebiasaan ini yang telah membuat kami lebih dekat satu sama lain. Belakangan ini, setelah perekonomian keluarga membaik, Papa dan Mama memilih membawa kami berlibur, ke Padang, Bali, atau Singapura.
Tidur di Kelas
Di sekolah, aku bukan termasuk anak yang menonjol. Meski begitu, untuk urusan nilai, aku bisa dibilang lumayan. Dari SD hingga SMP, aku selalu masuk 10 besar. Hanya saja, ketika SMA nilaiku mulai menurun. Saat itu aku sudah mulai sibuk dengan kegiatan menyanyi.
Walau enggak menonjol, ada beberapa kejadian yang bikin aku selalu diingat para guru dan teman-teman. Kejadiannya sama sekali tidak membanggakan. Ceritanya saat kelas 1 SMA aku punya guru kimia yang sudah tua sekali. Saking tuanya, kalau beliau mengajar, suaranya tak bakal terdengar hingga bangku belakang. Guru ini, kalau sudah marah, cerewetnya minta ampun.
Suatu hari, di tengah pelajaran, ia menyuruhku maju ke depan. Aku diminta menulis suatu rumus kimia. Karena tidak hafal, aku menulis rumus yang salah. Tak ayal ia mengomeliku sejadi-jadinya.
Selama ia mengomel, aku sih, diam saja. Tapi, ketika kulihat ia sudah cukup puas memarahiku, aku pun membalas ucapannya dengan kalimat singkat dan santai, "Udah?" Selanjutnya aku bertepuk tangan seakan memberinya applause.
Tentu saja kelakuanku ini terlihat seperti orang yang nantangin. Seketika itu juga suasana kelas berubah jadi tegang. Guruku pun marah besar dan mengusirku keluar kelas. Ia benar-benar merasa terhina dengan kelakuanku. Teman-temanku pun tak habis pikir. Mereka bilang, "Ya ampun, lu berani banget sih, begitu ke dia."
Ada lagi cerita lain. Kali ini antara aku dan guru mata pelajaran sosiologi. Suatu hari, guru sosiologiku jatuh sakit. Tapi, ia tetap memaksakan diri tetap masuk dan mengajar. Saat masuk ke kelas, ia kesal bukan kepalang melihatku yang tertidur di dalam kelas. Dengan penuh emosi ia membangunkanku sambil marah-marah.
Entah kenapa, tiba-tiba ia jatuh pingsan. Melihat kondisinya yang makin lemah, pihak sekolah akhirnya membawa guruku itu ke rumah sakit. Sejak itu, aku tak pernah lagi melihatnya di sekolah. Kata teman-teman, beliau tidak lagi mengajar di sekolah kami. Sampai sekarang aku masih bertanya-tanya, alasan ia berhenti mengajar. Jangan-jangan gara-gara kelakuanku, ya.
Gosip Drop Out
Kalau ingat masa-masa itu, aku rasanya malu sekali. Sebenarnya aku bukan tipe anak yang susah diatur. Aku juga enggak pernah kok, bolos sekolah, tawuran, dan yang lainnya. Hal jelek yang pernah kulakukan di sekolah hanyalah ketiduran atau ngobrol di kelas saat jam pelajaran berlangsung.
Yang bikin aku bangga, meski nilaiku biasa-biasa saja, aku bisa lulus SPMB program studi ekonomi di kampus idamanku, Universitas Indonesia. Ini adalah keberhasilanku terbesar sebelum aku jadi penyanyi.
Kenapa aku pilih jurusan ekonomi? Karena di dalamnya ada pelajaran mengenai bisnis. Cita-citaku kan, ingin punya bisnis sendiri nantinya. Namanya juga orang Padang. Hahaha. Sayangnya, setelah kupelajari, ternyata materi pelajaran di jurusan ekonomi terlalu luas. Sedang aku lebih tertarik dengan ilmu bisnis saja.
Karenanya, tahun ini aku beralih ke program studi Bisnis di Monash College University. Caranya dengan mentransfer nilai yang kuperoleh selama kuliah di UI. Banyak yang bertanya, mengapa aku harus pindah ke Monash, padahal di UI pun ada jurusan yang kuinginkan. Jawabnya tentu masalah kualitas. Menurutku, materi dan sistem pengajaran yang diberikan di kampusku sekarang lebih bagus.
Jadi, soal gosip yang mengatakan aku di drop out dari UI karena sering bolos kuliah, itu fitnah besar. Kalau tak percaya, coba saja cek langsung ke sana.

Afgan Selalu Beruntung dengan Angka Tiga Belas Siapkan Album Baru dan Jajal Film

 AKHIR tahun akan menjadi pembuktian bagi penyanyi Afgansyah Reza. Albumnya yang kedua akan dirilis. Dia juga segera menjajal bidang seni peran bersama para aktor berkualitas. Pria berkacamata itu merasa stres menghadapi dua momen penting tersebut. Bercerita tentang album, Afgan bersyukur akhirnya mendapatkan 13 lagu. Jumlah lagu di albumnya memang harus 13, sama seperti di album pertama, Confession no.1, yang meraih penjualan double platinum (sekitar 150 ribu keping). "Angka 13 memang keramat buat jumlah lagu di albumku," ungkapnya, lantas tersenyum.

 Saat mendapatkan 13 lagu itu, Afgan berjuang setengah mati. Dia merasa tertekan. Sebab, mendapatkan lagu yang sesuai dengan karakternya bukan hal mudah. "Saya ini kan benar-benar penyanyi. Bukan musisi yang bisa menciptakan lagu sesuai dengan keinginannya. Tidak gampang mencari lagu yang sesuai dengan karakter dan keinginan saya," jelasnya ditemui saat geladi bersih konser Musicademia 2009 oleh PT Sampoerna di Aryaduta Hotel Selasa (3/11). Terlebih Afgan merasa terbebani target, minimal bisa menyamai prestasi di album pertama. Selain laris, pada album pertama itulah Afgan benar-benar diterima masyarakat. Hal yang tidak mudah bagi solois pria di Indonesia. "Ya, minimal bisa sama seperti album pertama. Kalau bisa, lebih," ujarnya. Sama seperti di album pertama, Afgan akan mengandalkan lagu karya Bebi Romeo untuk pembuka album kedua. Judulnya Bawalah Pergi. "Bersyukur banget ya bisa di-support sama Bebi. Di album kedua ini, aku juga didukung musik orkestra Erwin Gutawa," terangnya. Sentuhan orkestra akan menjadi salah satu senjata Afgan untuk menembus target. Terlebih sudah ada contoh pada lagu Bukan Cinta Biasa yang juga menjadi soundtrack film dengan judul sama dan dirilis single. "Satu lagu itu pendapatannya bisa-bisa melebihi albumnya lho, secara RBT dan panggung," katanya.

 Pada album kedua itu, Afgan juga mulai memberanikan diri memasukkan lagu milik sendiri. "Kebetulan saya ada dua lagu, tapi sementara ini baru satu lagu saja. Lagunya menyemangati kaum muda," ucapnya. Apa pun bidang karir yang sedang dijalani, Afgan sudah dipesani orang tua, terutama ibunya, agar kuliah jangan sampai telantar. Atas dasar itulah, dia merasa bingung karena mulai awal tahun depan sudah harus pindah kuliah ke Monash University, Australia. Itu bagian dari kuliahnya di Universitas Indonesia. "Semester satu sampai empat di UI. Lalu, lanjut ke Australia. Jadwalnya Februari (2010) sudah harus berangkat," ujarnya. Padahal, pada Februari itu sangat mungkin Afgan sedang sibuk-sibuknya. Selain promosi album kedua, film terbarunya segera rilis. Afgan kebagian peran utama. "Aku mau main film ini karena perannya tidak jauh dari image yang sudah ada," ungkapnya.

 Perannya adalah sebagai seorang penyanyi terkenal. Hanya, dia menyatakan belum bisa terlalu banyak bercerita karena baru bulan depan mulai syuting. "Akan ada karantina juga sekitar 10 hari. Duh, gugup. Ada beberapa pemain film legendaris," ujarnya. Kebetulan juga, kata Afgan, seluruh soundtrack film tersebut diambil dari album keduanya. Tanpa disadari, lanjut dia, seluruh lagu di album itu sesuai dengan cerita film bergenre drama romantis yang akan dibintanginya tersebut. Melihat rencana kuliah dan karir yang sepertinya akan berbenturan, Afgan saat ini menyusun ulang jadwal keberangkatannya ke Australia. "Saya harus mengatur lagi. Biar semuanya bisa berjalan tanpa ada yang dikorbankan," ujarnya. (gen/ayi)

BAWALAH CINTAKU AFGAN

[*]
Sumpah tak ada lagi
Kesempatanku untuk bisa bersamamu
Kini ku tahu bagaimana cara ku
Untuk dapat trus denganmu
[**]
Bawalah pergi cintaku
Pada ke mana pun kau mau
Jadikan temanmu
Temanmu paling kau cinta
[***]
Di sini ku pun begitu
Terus cintaimu di hidupku
Di dalam hatiku
Sampai waktu yang pertemukan
Kita nanti
Back to [*][**][***]
Back to [**][***]

SEMURNI KASIH

Semurni kasih..
Padamu ku curahkan cinta
Dan belaian kasih sayang
Penuh kelembutan
Bagai sehangat rindu menanti asmara
Dan sejuta kilau cahaya
Oh.. dian pelita
Dan terasa terangnya
Suasana dalam hidupku
Semerbak harum mewangi
Meliputi segala impianmu
Oh dewa dewi…
Kini tiada lagi hanyalah
Kau juwita, dara.
Walau musim berganti
Akan ku bawa kau serta
Dalam langkah bersama
Sejalan, senada penuh bahagia
Seirama kata ceria
Oh, nyata pasti semua cinta
Oh sayang…
Dan terasa terangnya
Suasana dalam hidupku
Semerbak harum mewangi
Meliputi segala impianmu
Oh dewa dewi…
Kini tiada lagi hanyalah
Kau juwita, dara.
Walau musim berganti
Akan ku bawa kau serta
Dalam langkah bersama
Sejalan, senada penuh bahagia
Seirama kata ceria
Oh, nyata pasti semua cinta
Oh sayang…
Sayang

MASIH UNTUKMU AFGAN

Mungkin aku bukanlah takut
Yang terlukiskan di mimpimu
Mungkin aku membuatmu jemu
Seiring waktu yang berlalu
Engkau meninggalkan diriku
Menepikan diriku
Reff:
Kini aku berharap waktu
Membawamu dan kekasihmu
Merasa jemu dengan waktu dan berpisah lalu
Kau datang padaku saatku masih untukmu
Ku berharap suatu hari nanti
Aku menjadi yang kau mau
Aku kehilangan dirimu
Sungguh kehilanganmu

PANAH ASMARA

Berdebar rasa di dada setiap kau tatap mataku
Apakah arti pandangan itu menunjukkan hasratmu
Sungguh aku telah tergoda saat kau dekat denganku
Hanya kau yang membuatku begini
Melepas panah asmara
Reff:
Sudah katakan cinta sudah kubilang sayang
Namun kau hanya diam tersenyum kepadaku
Kau buat aku bimbang kau buat aku gelisah
Ingin rasanya kau jadi milikku
Ku akan setia menunggu satu kata yang terucap
Dari isi hati sanubarimu yang membuatku bahagia
Sungguh aku telah tergoda saat kau dekat denganku
Hanya kau yang membuatku begini
Melepas panah asmara
Back to Reff:
Panah asmara panah asmara panah asmara
Back to Reff:
Kau buat aku bimbang kau buat aku gelisah
Ingin rasanya kau jadi milikku
Kau buat aku bimbang kau buat aku gelisah
Ingin rasanya kau jadi milikku
http://hotliriklagu.com
Panah asmara panah asmara panah asmara

PERCAYA AKU AFGAN

Aku sanggup butakan hati
Karena aku takkan berpaling
Cinta ini hanya untukmu
Dan miliki aku semaumu
Aku pasti cinta kamu
Jangan kamu hidup dengan cinta yang lain
Aku tau tak akan semudah itu
Namun percaya aku

Aku sanggup butakan hati
Karena aku takkan berpaling
Cinta ini hanya untukmu
Dan miliki aku semaumu
Aku pasti cinta kamu
Jangan kamu hidup dengan cinta yang lain
Aku tau tak akan sem

Etiquetas

About Me

kurniasyah reza
saya ya saya
Lihat profil lengkapku

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

pengunjung

jam